Friday, April 04, 2008

Putu dan Pizza

Malam kemarin seperti malam yang biasa bagi aku, tapi ada yang sedikit menarik, bahwa kemarin malam saya makan dua jenis makanan berbeda aliran, kue putu yang dibelikan oleh Mr. Sunu dan pizza dari salah satu restoran franchise milik luar negeri, yang sudah ada di meja makan di rumah.



Putu, makanan indonesia asli. Menurut wikipedia, Putu didefinisikan sebagai:
Kue putu adalah jenis makanan Indonesia berupa kue yang berisi gula jawa dan parutan kelapa. Kue ini biasanya dimasak dengan diletakkan di dalam bambu dan dijual pada malam hari.

Kebanyakan warna dari kue putu ini adalah putih dan hijau. Kue putu sendiri sudah merambah ke negara lain contohnya Singapura, meskipun nama dan bentuk untuk kue ini sedikit berbeda, tetapi rasanya sendiri sama dengan kue putu tradisional Indonesia itu sendiri.
Sayang, sudah sedikit orang Indonesia yang mengenal kue ini. Apalagi yang menjual sekarang tidaklah banyak. Bagaimana tidak, berapa banyak penduduk Indonesia yang menyukai makanan tradisional Indonesia. Lebih banyak yang suka fast food ala luar negeri.



Pizza, makanan tradisional juga. Tapi asalnya bukan dari Indonesia, tapi dari negeri Italia. Pizza menjadi populer karena bisa menyebar ke berbagai negara. Banyak anak-anak dan pemuda-pemudi Indonesia yang sekarang sudah terbiasa menyantap pizza.

Kebetulan, kemarin makan dua jenis makanan itu. Rasanya memang jauh berbeda. Tapi sekarang orang-orang di Indonesia sendiri yang lebih menyukai pizza ketimbang kue putu. Bahkan mengenal atau pernah melihat kue putu saja, mungkin banyak yang belum pernah. Memprihatinkan. Semakin sedikit kue putu disukai mengakibatkan para penjualnya akan semakin langka pula. Membandingkan antara penjual pizza dengan penjual kue putu mungkin agak keterlaluan. Tapi kalau kita lihat, penjual pizza sekarang yang dikunjungi oleh pembelinya di restorannya, sedangkan penjual putu harus berlelah-lelah berkeliling di malan hari untuk mencari pembeli yang jumlahnya semakin menurun. Penjual pizza dengan hanya didatangi sudah banyak untungnya, penjual putu berkeliling semlaam pun belum tentu mendapatkan hasil yang setimpal.

Dulu ada lagu yang populer, judulnya Singkong dan Keju. Mungkin kisah putu dan pizza ini mirip dengan singkong dan keju. Singkong terpinggirkan, putu juga. Keju menjadi simbol modernitas kehidupan, pizza juga.

Ah, jadi kepingin makan putu lagi. Terus terang, putu bagi saya lebih lezat ketimbang pizza, maklum lidah tradisional sih :)

1 comment:

elm said...

dua2nya makanan favorit saya nih, tp dari segi harga jauh banget bedanya :D

---
thanks artikelnya....